Senin, 09 Januari 2017

Sistem Informasi Psikologi "ANALISIS JURNAL TEST KEPRIBADIAN BERBASIS WEB"

Sistem Informasi Psikologi

ANALISIS JURNAL
Aplikasi Tes Kepribadian
Untuk Penempatan  Karyawan Menggunakan
Metode MBTI (Mayers Briggs TypeIndicator) berbasis Web

Di Susun Oleh :
 Nama               : Picka Aprilianti Agus(16513855)
                Septiana wati ((18513388)
                                                                             4PA11 

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK 2017

Paper Sistem Informasi Psikologi

Judul  jurnal             : Aplikasi Tes Kepribadian Untuk Penempatan  Karyawan Menggunakan Metode MBTI (Mayers Briggs TypeIndicator) berbasis Web Studi kasus : PT. Winata Putra Mandiri.
  Penulis                            : Fiftin Noviyanto, Mely Amaliyah.
 Tahun/Vol/No                 : 2012-10-1.

Analisis Paper
Rangkuman
Penggunaan system informasi pada penempatan tes karyawan sangat membantu dalam segi waktu, tenaga dan begitu praktis dalam mendapatkan hasil yang mampu disimpan tanpa harus kehilangan dokumen. Namun harus dikaji kembali untuk pengenalan penggunaan aplikasi tersebut dan karena system teknologi jadi keakuratan dalam tes tersebut masih dipertanyakan, karena terdapat banyak aplikasi tes MBTI yang saat ini dapat diakses secara Gratis/ Free.

a.      Kelebihan
1.      Memudahkan waktu tempuh serta dapat mengintegrasikan hasil tes dari kantor pusat dan kantor cabang.
2.      Mempersingkat waktu pemorosesan.
3.      Hasil data dapat disimpan berupa softcopy,karena perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi bangunan dan dilakukan secara priodik maka hasil softcopy lebih memudahkan disbanding hardcopy.
4.      Tes dilakukan lebih praktis didukung oleh teknologi internet.

b.      Kekurangan
1.      Harus mengajari para pegawai yang belum pernah menggunakan teknologi seperti computer dan internet.
2.      Sewaktu-waktu jaringan internet bisa saja bermasalah dan bisa saja terjadi error pada system.

c.       Identifikasi Masalah
Bagi suatu perusahaan penempatan karyawan pada posisi yang tepat merupakan suatu hal utama karena erat hubungannya dengan kinerja karyawan dalam memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Permasalahan yang dihadapi saat penempatan karyawan adalah lamanya waktu seleksi dengan menggunakan tes psikologi. Dalam menggunakan tes paling tidak mempertimbangkan 3 hal yaitu kemampuan umum, kepribadian dan pola kerja. Penilaian yang dilakukan dan menuliskan laporan secara manual yaitu dengan memeriksa lembar jawaban pesertu tes satu per satu akan sangat memakan waktu. Peruhaan akan membuat cara test dengan menggunakan sistem dalam melaksanakan prosuder tes, yaitu Aplikasi Tes Kepribadian Untuk Penempatan  Karyawan Menggunakan Metode MBTI (Mayers Briggs TypeIndicator) berbasis Web.
Menurut Gomes, penempatan karyawan merupakan sarah satu fungsi terpenting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, tepat tidaknya seseorang ditempatkan pada suatu posisi tertentu tergantung pada posisi penempatan ini (Gomes. E. Faustino, 2000). Penempatan karyawan yang tepat sesuai dengan harapan, bakat dan Kepribadian karyawan, akan mampu meningkatkan motivasi, produktifitas dan kepuasan kerja.

d.      Analisis Masalah
Dalam penyeleksian kerja biasanya permasalahan yang dihadapi terjadi saat penempatan karyawan, yaitu lamanya waktu seleksi dengan menggunakan tes psikologi. Dalam menggunakan tes paling tidak mempertimbangkan 3 hal yaitu kemampuan umum, kepribadian dan pola kerja. Biasanya ada beberapa alat tes yang digunakan berupa tes IST (Intelegence Standart Test) mengukur kemampuan umum, tes MBTI(Myers Briggs Type Indicator) untuk mengukur tes kepribadian dan tes kraepelin untuk mengukur pola kerja seseorang. Tes menggunakan IST memerlukan waktu normal 60 menit sedangkan MBTI 20 menit dan kraepelin 12,5 menit. Jumlah waktu yang dibutuhkan dari tes yang dilakukan adalah 92,5 menit, jika ditambah waktu untuk istirahat dan proses pembagian alat tes dibutuhkan waktu sekitar 2 jam hanya untuk pengerjaannya saja selain itu psikolog harus membagi shift untuk pengerjaannya. Hal tersebut ternyata memang mempersuli serta menyita waktu psikolog yang selain hal tersebut psikolog juga harus melakukan interpretasi.
Dalam menggunakan sistem metode tes MBTI berbasis web, tes yang dilakukan secara terintegrasi lewat media internet adalah tes kepribadian karena tes kepribadian akan dilakukan oleh setiap karyawan dengan porsi yang sama, sedangkan tes pengetahuan dilakukan berdasarkan bidang ilmu penunjang dari karyawan tersebut. Dengan tes kepribadian dilakukan pada sistem yang sama maka akan mempersingkat waktu dalam pemrosesan hasil tes karena proses perhitungan dilakukan oleh sistem. Penentuan jalannya sistem dan hasil yang diperoleh sistem tetap yang menentukan adalah seorang psikolog. Selain dapat mempersingkat waktu pemrosesan, karena tes kepribadian yang dilakukan semua karyawan sama hal tersebut juga dapat mempermudah dan mempersingkat waktu  psikolog dalam melakukan pengetesan. Penggunakan sistem yang dapat melakukan, memproses dan mencetak hasil tes kepribadian dengan cepat dan akurat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan sebelumnya dan sesuai dengan kaidah psikologi.


e.       Analisis Kebutuhan Data Fungsional dan Data Non Fungsional
Pada kasus ini perusahaan membutuhkan alat tes yang fleksibel dan efisien dalam melakukan tes masuk didunia kerja. Untuk mengatasi hal itu akhirnya perusahaan menggunakan tes MBTI.
·         Data Fungsional
Didapatkan data penggunaan waktu pada alat tes manual yang digunakan pada setiap perusahaan dalam pengrekrutan kariawan sebagai berikut. Tes menggunakan IST memerlukan waktu normal 60 menit sedangkan MBTI 20 menit dan kraepelin 12,5 menit. Jumlah waktu yang dibutuhkan dari tes yang dilakukan adalah 92,5 menit, jika ditambah waktu untuk istirahat dan proses pembagian alat tes dibutuhkan waktu sekitar 2 jam hanya untuk pengerjaannya saja selain itu psikolog harus membagi shift untuk pengerjaannya.
·         Data Non Fungsional
Data yang didapatkan ialah seperti data secara umum mengenai karyawan tsb. Namun pada kali ini penggunaan MBTI dipertanyakan validitasnya dan rekiabilitasnya, karena sudah banyaknya versi yang bermunculan dengan design yang berbeda serta mudah diakses oleh setiap orang yang menggunakan internet sehingga untuk MBTI dirasa masih harus dipertanyakan lagi dalam penggunaanya atau dapat ditunjang menggunakan alat tes lain.
f.       Struktur Navigasi
Pada sistem ini MBTI dapat didampingi oleh tes EPPS yang memiliki tingkat skoring yang cukup mudah dengan sistem computer dengan
Skoring tes EPPS secara manual adalah sebagai berikut :

A. Buatlah garis lurus dengan warna merah dari nomor-nomor :

  • No. 1 sampai dengan no. 25, melalui 7, 13, 19.
  • No. 101 sampai dengan no. 125, melalui 107, 113, 119.
  • No. 210 sampai denmgan no. 225, melalui 207, 213, 219.

Nomor-nomor yang terkena garis merah, tidak diperhitungkan dalam menjumlah untuk mendapat skor kepribadian.

B. Buatlah pula garis lurus dengan warna biru dari nomor-nomor :
·         No 26
·         No. 51 sampai dengan no. 75 melalui 57, 63, 69.
·         No. 151 sampai dengan no. 175 melalui 157, 163, 169
·         Dihitung jumlah huruf A yang dilingkari pada baris pertama dan seterusnya dari kiri-ke kanan. Jumlah yang diperoleh tersebut ditulis dibawah kolom r.
·         Dihitung jumlah huruf B yang dilingkari pada kolom pertama dan seterusnya dari atas ke bawah. Jumlah yang diperoleh tersebut dituliskan dibawah kolom c.
·         Setelah dihitung semuanya, akan diperoleh jumlah skor pada kolom r dan kolom c yang berdampingan dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada kolom s.
·         Angka tertinggi pada kolom s adalah 28, dan jumlah ini adalah skor keseluruhan dari personality variable. Untuk mengetahui apakah jumlah itu benar, dapat dilihat dari jumlah keseluruhan kolom s yang harus dicapai tepat 210. Kalau ternyata jumlahnya lebih atau kurang, maka hal ini mungkin ada kesalahan menghitung skor A atau skor B. Oleh karena itu, penghitungan harus diulangi kembali hingga jumlahnya menjadi 210.
·         Untuk melihat konsistensi (con) jawaban subyek, bandingkan jawaban-jawaban yang dilingkari pada nomor-nomor:

-       1 vs 151,                26 vs 101,                   51 vs 201
-       7 vs 157,                32 vs 107,                   57 vs 207
-       13 vs 163,              38 vs 113,                    63 vs 213
-       19 vs 169,              44 vs 119,                   69 vs 219
-       25 vs 175,              50 vs 125,                   75 vs 225

Nomor-nomor tersebut dilalui oleh garis-garis lurus yang berwarna merah atau berwarna biru. Bila ada kesalahan antara kedua jawaban (berbeda). Berilah tanda pada kotak yang tersedia dibagian paling bawah dari kertas jawaban. Seluruh tanda dijumlahkan dan hasilnya dituliskan pada tempat “con”.
·         Jumlah tertinggi adalah 15, sedangkan konsistensi dibawah 9 adalah meragukan dan tidak perlu di interpretasi.
·         Untuk menentukan percentile dari raw score sesuai tabel percentile yang telah disusun sebelumnya (norma standar). Dan raw score yang tertera dituliskan dibawah kolom ss, profil variabel yang tergambarkan adalah kesimpulan tentang diri subjek, terutama kecenderungan-kecenderungan yang dimilikinya itu diatas mean (+) dan berada dibawah mean (-). Bila berada diantara atau tepat pada mean, kecenderungan-kecenderungan tersebut menunjukan hal yang wajar.

g.      Interface
Pada skoring ini dapat dikembangkan menjadi sebuah palikasi dengan sistem penskoringan seperti diatas jadi subjek nantinya hanya tinggal menjawab dengan memilih satu obtion  dari 2 obtion yang disediakan hanya untuk mempermudah dan membantu sistem kerja MBTI yang saat ini dipertanyakan validitas dan reliabilitasnya.
  

Daftar Pustaka



Blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/10/skoring-interpretasi-dan.html. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar