Senin, 27 April 2015

Depresi Pasca Melahirkan dan Sumber Dukungan Social Pada Wanita Bekerja.


     Hay guys kali ini saya akan memposting tugas tulisan saya untuk memenuhi mata kuliah softskill kesehatan mental,kali ini saya akan membahas tentang Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui dan Bentuk dan Sumber Dukungan Social Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu Serta Mempengaruhi Kesehatan Mental. Semoga Bermanfaat !



1. Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui

               Depresi pasca melahirkan merupakan fenomena yang banyak dialami oleh wanita setelah melahirkan,banyak penelitian yang menunjukan bahwa terdapat beberapa jenis faktor resiko yang mendorong berkembangnya depresi paska melahirkan,antara lain faktor biologis,faktor klinis,faktor kelahiran anak dan anak dan faktor psikososial yang mengenai depresi paska melahirkan dan menyusui.
                Kelahiran anak merupakan salah satu peristiwa hidup yang signifikan bagi setiap pasangan suami-istri,kehadiran anak membawa perubahan besar bagi cara pasangan menyesuaikan diri serta membawa membawa perubahan pola tanggung jawab dan perubahan rutin.Kelahiran anak merupakan transisi yang berpotensi menimbulkan stress sekaligus membahagiakan. Bagi wanita,masa kehamilan dan kelahiran anak membawa perubahan biologis dan psikologis. Perubahan biologis terkait dengan perubahan bentuk tubuh,perubahan hormon selama masa kehamilan dan menyusui,rasa sakit yang dialami saat melahirkan,serta kelelahan fisik dalam mengasuh anak dan menyusui. kelahiran anak juga membawa perubahan dalam konsep diri,peran sosial dan kualitas hubungan intim. Selain itu banyak tuntutan yang harus beradaptasi seperti mengasuh anak dan menyeimbangkan peran-peran lainnya seperti bekerja dan mengurus rumah tangga (Boyce,2003)
                               
 Defenisi Depresi Paska Melahirkan
                Depresi Paska Melahirkan di definisikan sebagai depresi yang terjadi dalam jangka waktu setelah melahirkan (Nicolson,2001). Depresi paska melahirkan itu sebagai kesedihan dan kecemasan terus-menerus yang bertahan lebih dari dua minggu pasca melahirkan.(Venis dan MoClosky,2007)

 Gejala Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui
              Gejala depresi pada wanita dengan depresi paska melahirkan akan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku tersebut akan berpengaruh terhadap interaksi individu dengan orang lain dan sekitarnya, terutama anaknya. Salah satu interaksi yang paling mendasar antara ibu dan anak paska melahirkan adalah menyusui. Menyusui bukanlah hal yang mudah,beberapa wanita mengalami kesulitan dalam menyusui,kesulitan tersebut dapat berupa rasa sakit pada puting saat menyusui,kelelahan,masa menyusui yang parah dan kecemasan ibu mengenai menyusui. Kesulitan dalam menyusui dapat meningkatkan resiko depresi. Depresi yang dialami ibu dapat mempengaruhi keputusan untuk tetap menyusui atau berhenti menyusui.
Menyusui adalah bentuk interaksi mendasar antara ibu dan anak. Menyusui pada dasarnya memiliki efek positif maupun negative bagi ibu dan anak. Depresi paska melahirkan dan menyusui memiliki hubungan dua arah,pengalaman negative yang dialami terus menerus oleh ibu akan memicu terjadinya depresi dan menyebabkan ibu memutuskan untuk berhenti menyusui guna menghilangkan stressor. Keputusan untuk berhenti menyusui akan berdampak langsung terhadap pemberian ASI terhambat untuk anak.  
             Wanita yang mengalami Depresi paska melahirkan biasanya mengalami mood depresi seperti rasa sedih atau pikiran kosong,menurunya atau hilangnya minat untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan,penurunan berat badan,insomnia,hipersomnia,kelelahan,merasa tidak berharga dan merasa bersalah,berkurang kemampuan berfikir atau hilangnya konsentrasi,pada tahap akhir bisa memicu munculnya ide mengenai kematian atau  bunuh diri (Nicolson,2001)

Karatreristik Deprsi Paska Melahirkan
                Wanita yang depresi paska melahirkan mengalami mood yang mudah berubah-ubah, perubahan ini tidak dapat diprediksi atau dikontrol, gejala lainnya adalah kesedihan yang terus menerus hampir sepanjang waktu hal ini menyebabkan wanita sering menangis hal ini juga bisa karena kelelahan,frustasi atau kebingungan. Pada saat mengalami depresi paska melahirkan individu menjadi sangat rapuh,mudah terganggu dan sensitive, sering mengalami kecemasan, dalam keadaan depresi keadaan fisik terganggu seperti kelelahan,gangguan tidur,perubahan nafsu makan,kadang-kadang depresi juga menampilkan gejala somatis seperti diare,gatal-gatal,pusing,kulit kering,dsb (Venis dan MoClosky,2007) selain itu depresi dapat berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya seperti pelupa,sulit membuat keputusan dan mudah teralih perhatiannya, depresi juga menyebabkan wanita kesulitan membentuk long-term memories (Venis dan MoClosky,2007)

Sumber:
Hapsari,Rini.(2010).Depresi Paska Melahirkan Berdasarkan Durasi Menyusui.Depok: Universitas Indonesia.
Chung,T.&Lee,T.S(1999).Posinatal Depression In Hongkong Chinese Women.Health Services Research Committee,1999.






Bentuk dan Sumber Dukungan Social Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu Serta Mempengaruhi Kesehatan Mental.

                Bentuk dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan dukungan social yang diterima pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu, pada awalnya kehadiran anak selain membahagiakan ternyata juga menimbulkan sejumlah konsekuensiyang harus dihadapi oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Ada lima dimensi stress yang mempengaruhi kesehatan mental yang dikaitkan dengan masa transisi menjadi orang tua,yaitu : tuntutan fisik,emosional,ketegangan dalam hubungan suami istri,terbatasnya aktivitas sebagai orang dewasa,serta terbatasnya karir dan financial,pada wanita yang bekerja purna waktu.selain itu ada juga tuntutan dari lingkungan kerja yang harus berjalan.dari kedua tuntutan tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosional.

                Secara teoritis dikemukakan bahwa suatu sumber stresstertentu dapat dapat menimbulkan kebutuhan akan membentuk dukungan social tertentu pula. Agar dukungan social dapat berfungsi secara efektif, maka perlu ada kesesuaian antara bentuk dukungan social yang dibutuhkan pada suatu situasi stress tertentu dengan bentuk dukungan social yang diterima. Oleh karena itu,hal ini mengetahui gambaran tentang Bentuk dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan dukungan social yang diterima pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Adanya orang-orang yang signifikan yang merupakan sumber dukungan social juga memainkan peran penting,sesuai dengan peran dan jenis hubungan dengan individu. Perlu diketahui juga Bentuk dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan dukungan social yang diterima pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Disamping itu suami merupakan sumber dukungan social utama yang dibutuhkan dan yang diterima oleh wanita bekerja pada saat pertama kali menjadi ibu. Sdelain itu bentuk dukungan social yang paling dibutuhkan adalah dukungan instrumental,informasi dan penghargaan kemudian baru diikuti dengan dukungan emosional dan jaringan social.

Masalah khusus Wanita Bekerja Yang Menjadi Ibu Pertama Kali
Wanita yang menjadi ibu untuk pertama kali berkaitan erat dengan masa transisi menjadi orang tua karena selain masa kehamilan dan proses kelahiran,kehadiran anak pertama kali dalam keluarga merupakan bagian dari masa tersebut (Duvall&Miller,1985).
                Bila kondisi ibu yang bekerja diluar rumah dikaitkan dengan masa transisimenjadi orang tua,status pegawai ibu ternyata memang mempengaruhinkualitas penyesuaian diri terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul.
                Para ibu yang bekerja diluar rumah,pada saat kelahiran anak pertama mengalami tantangan yang lebih besar dalam penyesuaian menjadi orang tua dan hal ini berkaitan dengan system dengan dukungan social, selain tanggung jawab yang besar,berkurangnya waktu luang juga mempengaruhi kehidupan pribadi dan dukungan social setelah anak lahir (Alexander & Higgins,1994)
                Pada ibu bekerja adalah kesulitan dalam mengatur dan menyediakan pengawasan yang aman untuk anak selama ibu bekerja, perasaan cemas dan bersalah karena harus meninggalkan anak yang masih terlalu kecil merupakan masalah besar bila sampai mengganggu konsentrasi ibu bekerja.

Dukungan social ( social support)
                Sebagai makhluk social,manusia tidak lepas dari hubungannya dengan manusia lain di sekitarnya. Dalam konteks social inilah manusia sering menemukan tekanan-tekanan ataupun dukungan.
Ada 5 tipe dukungan social
1.       Dukungan emosional
Dukungan ini melibatkan rasa empatidan perhatian terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa lebih baik, memperoleh kembali keyakinannya,merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. (Orford,1992) mengatakanbahwa dukungan emosi merupakan bantuan dalam bentuk dorongan atau pemberian semangat,kehangatan maupun kasih sayang.
2.       Dukungan penghargaan
Dukungan ini terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif dari orang orang disekitarnya.
3.       Dukungan instrumental atau dukungan yang sifatnya nyata
Dukungan ini berupa bantuan langsung.
4.       Dukungan informasi
Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa pemberian dapat berupa pemberian saran,pengarahan maupun umpan balik(feedback) tentang bagaimana ia melakukan sesuatu.
5.       Dukungan jaringan social
Dukungan ini tampil dalam kondisi dimana seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang dipercaya dan yang memiliki kesamaan dalam hal minat,perhatian,kepedulian atau kegiatan yang disukai.

Dukungan social terhadap wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu
                Meningkatnya jumlah wanita bekerja yang sudah menikah memang memberikan nilai positif bagi kelurga dan dirinya sendiri. Selain dapat menambah pemasukan keuangan keluarga,istri yang bekerja juga memperoleh kepuasan lain dalam hal kontak social maupun aktualisasi diri. Akan tetapi istri yang bekerja juga sering kali mengalami masalahsehubungan tentang tuntutan peran mereka,yaitu sebagai wanita bekerja dan sebagai ibu rumah tangga,sementara kedua tuntutan itu harus berjalan.dalam hal ini dukungan social member kekutan dalam individu,memudahkan penyesuaian diri serta melindungi individu dari pengaruh negative stressor atau kesehatan mentalnya. Dukungan social dibutuhkan oleh wanita bekerja yang memasuki masa transisi menjadi orang tua karena periode waktu tersebut merupakan salah satu stressor kehidupan. Adapun orang-orang yang signifikan yang merupakan dukungan social pada masa tersebut adlah pasangan,keluarga,teman-teman,tetangga,rekan kerja,atasan,pembantu,baby sister dan dokter. Mengingat bahwa dukungan social hanya akan efektif bila ada kesesuaian antara tipe dukungan social yang dibutuhkan dengan tipe dukungan yang diterima oleh wanita bekerja ketika pertama kali menjadi ibu.  

Sumber: 
Rina,Juliana.(1998).Bentuk dan Sumber Dukungan Sosial Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu. Depok : Universitas Indonesia
Cox,j.&Holden,j. (2003).Perinantal Mental Health: A Guideto the Edinburgh postnantal Depression Scale (EPDS). London : Gaskell.