Hay guys kali ini saya akan memposting tugas tulisan saya untuk memenuhi mata kuliah softskill kesehatan mental,kali ini saya akan membahas tentang Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui dan Bentuk dan Sumber Dukungan Social Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu Serta Mempengaruhi Kesehatan Mental. Semoga Bermanfaat !
1. Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui
Depresi pasca melahirkan merupakan
fenomena yang banyak dialami oleh wanita setelah melahirkan,banyak penelitian
yang menunjukan bahwa terdapat beberapa jenis faktor resiko yang mendorong
berkembangnya depresi paska melahirkan,antara lain faktor biologis,faktor
klinis,faktor kelahiran anak dan anak dan faktor psikososial yang mengenai depresi
paska melahirkan dan menyusui.
Kelahiran
anak merupakan salah satu peristiwa hidup yang signifikan bagi setiap pasangan
suami-istri,kehadiran anak membawa perubahan besar bagi cara pasangan
menyesuaikan diri serta membawa membawa perubahan pola tanggung jawab dan
perubahan rutin.Kelahiran anak merupakan transisi yang berpotensi menimbulkan
stress sekaligus membahagiakan. Bagi wanita,masa kehamilan dan kelahiran anak
membawa perubahan biologis dan psikologis. Perubahan biologis terkait dengan
perubahan bentuk tubuh,perubahan hormon selama masa kehamilan dan menyusui,rasa
sakit yang dialami saat melahirkan,serta kelelahan fisik dalam mengasuh anak
dan menyusui. kelahiran anak juga membawa perubahan dalam konsep diri,peran sosial
dan kualitas hubungan intim. Selain itu banyak tuntutan yang harus beradaptasi
seperti mengasuh anak dan menyeimbangkan peran-peran lainnya seperti bekerja dan
mengurus rumah tangga (Boyce,2003)
Defenisi Depresi Paska Melahirkan
Depresi
Paska Melahirkan di definisikan sebagai depresi yang terjadi dalam jangka waktu
setelah melahirkan (Nicolson,2001). Depresi paska melahirkan itu sebagai kesedihan
dan kecemasan terus-menerus yang bertahan lebih dari dua minggu pasca
melahirkan.(Venis dan MoClosky,2007)
Gejala Depresi Paska Melahirkan dan Menyusui
Gejala depresi pada wanita dengan
depresi paska melahirkan akan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku.
Tingkah laku tersebut akan berpengaruh terhadap interaksi individu dengan orang
lain dan sekitarnya, terutama anaknya. Salah satu interaksi yang paling
mendasar antara ibu dan anak paska melahirkan adalah menyusui. Menyusui
bukanlah hal yang mudah,beberapa wanita mengalami kesulitan dalam
menyusui,kesulitan tersebut dapat berupa rasa sakit pada puting saat
menyusui,kelelahan,masa menyusui yang parah dan kecemasan ibu mengenai
menyusui. Kesulitan dalam menyusui dapat meningkatkan resiko depresi. Depresi
yang dialami ibu dapat mempengaruhi keputusan untuk tetap menyusui atau
berhenti menyusui.
Menyusui adalah bentuk interaksi
mendasar antara ibu dan anak. Menyusui pada dasarnya memiliki efek positif
maupun negative bagi ibu dan anak. Depresi paska melahirkan dan menyusui
memiliki hubungan dua arah,pengalaman negative yang dialami terus menerus oleh
ibu akan memicu terjadinya depresi dan menyebabkan ibu memutuskan untuk
berhenti menyusui guna menghilangkan stressor. Keputusan untuk berhenti menyusui
akan berdampak langsung terhadap pemberian ASI terhambat untuk anak.
Wanita yang mengalami Depresi paska
melahirkan biasanya mengalami mood depresi seperti rasa sedih atau pikiran
kosong,menurunya atau hilangnya minat untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan,penurunan
berat badan,insomnia,hipersomnia,kelelahan,merasa tidak berharga dan merasa
bersalah,berkurang kemampuan berfikir atau hilangnya konsentrasi,pada tahap
akhir bisa memicu munculnya ide mengenai kematian atau bunuh diri (Nicolson,2001)
Karatreristik Deprsi Paska Melahirkan
Wanita
yang depresi paska melahirkan mengalami mood yang mudah berubah-ubah, perubahan
ini tidak dapat diprediksi atau dikontrol, gejala lainnya adalah kesedihan yang
terus menerus hampir sepanjang waktu hal ini menyebabkan wanita sering menangis
hal ini juga bisa karena kelelahan,frustasi atau kebingungan. Pada saat
mengalami depresi paska melahirkan individu menjadi sangat rapuh,mudah
terganggu dan sensitive, sering mengalami kecemasan, dalam keadaan depresi
keadaan fisik terganggu seperti kelelahan,gangguan tidur,perubahan nafsu
makan,kadang-kadang depresi juga menampilkan gejala somatis seperti
diare,gatal-gatal,pusing,kulit kering,dsb (Venis dan MoClosky,2007) selain itu
depresi dapat berpengaruh terhadap fungsi kognitifnya seperti pelupa,sulit
membuat keputusan dan mudah teralih perhatiannya, depresi juga menyebabkan
wanita kesulitan membentuk long-term memories (Venis dan MoClosky,2007)
Sumber:
Hapsari,Rini.(2010).Depresi Paska Melahirkan Berdasarkan Durasi
Menyusui.Depok: Universitas Indonesia.
Chung,T.&Lee,T.S(1999).Posinatal Depression In Hongkong Chinese Women.Health Services
Research Committee,1999.
Bentuk dan Sumber Dukungan Social Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu Serta Mempengaruhi Kesehatan Mental.
Bentuk
dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan dukungan social yang diterima
pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu, pada awalnya kehadiran anak
selain membahagiakan ternyata juga menimbulkan sejumlah konsekuensiyang harus
dihadapi oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Ada lima dimensi
stress yang mempengaruhi kesehatan mental yang dikaitkan dengan masa transisi
menjadi orang tua,yaitu : tuntutan fisik,emosional,ketegangan dalam hubungan
suami istri,terbatasnya aktivitas sebagai orang dewasa,serta terbatasnya karir
dan financial,pada wanita yang bekerja purna waktu.selain itu ada juga tuntutan
dari lingkungan kerja yang harus berjalan.dari kedua tuntutan tersebut dapat
mempengaruhi kondisi fisik dan emosional.
Secara
teoritis dikemukakan bahwa suatu sumber stresstertentu dapat dapat menimbulkan kebutuhan
akan membentuk dukungan social tertentu pula. Agar dukungan social dapat
berfungsi secara efektif, maka perlu ada kesesuaian antara bentuk dukungan
social yang dibutuhkan pada suatu situasi stress tertentu dengan bentuk
dukungan social yang diterima. Oleh karena itu,hal ini mengetahui gambaran
tentang Bentuk dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan dukungan social
yang diterima pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi ibu. Adanya
orang-orang yang signifikan yang merupakan sumber dukungan social juga
memainkan peran penting,sesuai dengan peran dan jenis hubungan dengan individu.
Perlu diketahui juga Bentuk dan sumber dukungan social yang dibutuhkan dan
dukungan social yang diterima pada wanita bekerja saat pertama kali menjadi
ibu. Disamping itu suami merupakan sumber dukungan social utama yang dibutuhkan
dan yang diterima oleh wanita bekerja pada saat pertama kali menjadi ibu.
Sdelain itu bentuk dukungan social yang paling dibutuhkan adalah dukungan
instrumental,informasi dan penghargaan kemudian baru diikuti dengan dukungan
emosional dan jaringan social.
Masalah khusus Wanita Bekerja Yang Menjadi Ibu Pertama Kali
Wanita yang menjadi ibu untuk
pertama kali berkaitan erat dengan masa transisi menjadi orang tua karena
selain masa kehamilan dan proses kelahiran,kehadiran anak pertama kali dalam
keluarga merupakan bagian dari masa tersebut (Duvall&Miller,1985).
Bila
kondisi ibu yang bekerja diluar rumah dikaitkan dengan masa transisimenjadi
orang tua,status pegawai ibu ternyata memang mempengaruhinkualitas penyesuaian
diri terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul.
Para
ibu yang bekerja diluar rumah,pada saat kelahiran anak pertama mengalami
tantangan yang lebih besar dalam penyesuaian menjadi orang tua dan hal ini
berkaitan dengan system dengan dukungan social, selain tanggung jawab yang
besar,berkurangnya waktu luang juga mempengaruhi kehidupan pribadi dan dukungan
social setelah anak lahir (Alexander & Higgins,1994)
Pada
ibu bekerja adalah kesulitan dalam mengatur dan menyediakan pengawasan yang
aman untuk anak selama ibu bekerja, perasaan cemas dan bersalah karena harus
meninggalkan anak yang masih terlalu kecil merupakan masalah besar bila sampai
mengganggu konsentrasi ibu bekerja.
Dukungan social ( social support)
Sebagai
makhluk social,manusia tidak lepas dari hubungannya dengan manusia lain di
sekitarnya. Dalam konteks social inilah manusia sering menemukan
tekanan-tekanan ataupun dukungan.
Ada 5 tipe dukungan social
1.
Dukungan emosional
Dukungan ini melibatkan rasa empatidan
perhatian terhadap seseorang sehingga membuatnya merasa lebih baik, memperoleh
kembali keyakinannya,merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. (Orford,1992)
mengatakanbahwa dukungan emosi merupakan bantuan dalam bentuk dorongan atau
pemberian semangat,kehangatan maupun kasih sayang.
2.
Dukungan penghargaan
Dukungan ini terjadi melalui ekspresi
berupa sambutan yang positif dari orang orang disekitarnya.
3.
Dukungan instrumental atau dukungan yang
sifatnya nyata
Dukungan ini berupa bantuan langsung.
4.
Dukungan informasi
Dukungan yang bersifat informasi ini dapat
berupa pemberian dapat berupa pemberian saran,pengarahan maupun umpan
balik(feedback) tentang bagaimana ia melakukan sesuatu.
5.
Dukungan jaringan social
Dukungan ini tampil dalam kondisi dimana
seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok yang dipercaya dan yang
memiliki kesamaan dalam hal minat,perhatian,kepedulian atau kegiatan yang
disukai.
Dukungan social terhadap wanita bekerja saat pertama kali
menjadi ibu
Meningkatnya
jumlah wanita bekerja yang sudah menikah memang memberikan nilai positif bagi
kelurga dan dirinya sendiri. Selain dapat menambah pemasukan keuangan
keluarga,istri yang bekerja juga memperoleh kepuasan lain dalam hal kontak
social maupun aktualisasi diri. Akan tetapi istri yang bekerja juga sering kali
mengalami masalahsehubungan tentang tuntutan peran mereka,yaitu sebagai wanita
bekerja dan sebagai ibu rumah tangga,sementara kedua tuntutan itu harus
berjalan.dalam hal ini dukungan social member kekutan dalam individu,memudahkan
penyesuaian diri serta melindungi individu dari pengaruh negative stressor atau
kesehatan mentalnya. Dukungan social dibutuhkan oleh wanita bekerja yang
memasuki masa transisi menjadi orang tua karena periode waktu tersebut
merupakan salah satu stressor kehidupan. Adapun orang-orang yang signifikan
yang merupakan dukungan social pada masa tersebut adlah
pasangan,keluarga,teman-teman,tetangga,rekan kerja,atasan,pembantu,baby sister
dan dokter. Mengingat bahwa dukungan social hanya akan efektif bila ada
kesesuaian antara tipe dukungan social yang dibutuhkan dengan tipe dukungan
yang diterima oleh wanita bekerja ketika pertama kali menjadi ibu.
Sumber:
Rina,Juliana.(1998).Bentuk dan Sumber Dukungan Sosial Pada Wanita Bekerja Saat Pertama Kali Menjadi Ibu. Depok : Universitas Indonesia
Cox,j.&Holden,j. (2003).Perinantal Mental Health: A Guideto the Edinburgh postnantal Depression Scale (EPDS). London : Gaskell.