Haai sahabat blog kali ini saya akan memposting tugas
mata kuliah softskill, tugas yang diberikan dosen kali ini adalah membuat
contoh dari pembuatan design program pelatihan,disini saya mengambil dan membuat contoh dari
program pelatihan “Keperawatan”. Design program pelatihan ini saya buat hanya
sebagai contoh cara membuat “Design Program Pelatihan” dan memenuhi tugas mata kuliah saya, semoga
bermanfaat.
“DESIGN PROGRAM PELATIHAN KEPERAWATAN”
SASARAN PELATIHAN
Sasaran peserta
pelatihan ini adalah untuk orang-orang yang lulus dari sekolah tinggi
keperawatan berlaku untuk Pria atau Wanita, pelatihan ini dibagi menjadi tiga
gelombang pelatihan dan setiap gelombang terdiri dari 20 peserta, pelatihan ini
dilakukan di kota Bekasi Jawa Barat.
Pendaftaran :
Melalui
email : pickaprilianti@gmail.com atau telf : (0857) 007**** dengan mengirimkan
biodata diri lengkap dan nomor bukti transfer Bank/ATM. Akomodasi biaya pembayaran
pelatihan sebesar Rp.250.000. Akomodasi peserta dibayarkan melalui transfer
Bank/ATM ke Nomor Rekening xx xx xx xx xx BCA
Cabang Bekasi a.n. Picka Aprilianti Agus.
TEMA YANG MENJADI FOKUS
PELATIHAN
Pelatihan yang dilakukan
nanti dapat dievaluasi dan dapat bertujuan sebagai berikut :
1. Reaksi, organisasi mengevaluasi tingkat dari reaksi para peserta
latihan dengan mengadakan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada
para peserta pelatihan, pengukuran reaksi biasanya terfokus pada perasaan para
partisipan terhadap subyek penelitian dan pelatih, saran perbaikan dalam
program, dan tingkat bantuan terhadap pelaksanaan pekerjaan mereka secara lebih
baik.
2. Belajar, tingkat belajar dapat dievaluasi dengan mengukur seberapa baik
peserta pelatihan telah mempelajari fakta-fakta, ide-idde, konsep, teori serta
sikap. Tes terhadap materi pelatihan adalah cara yang umum digunakan untuk
mengevaluasi proses belajar dan dapat dibeerikan baik sebelum maupun sesudah
pelatihan untuk membandingkan skornya.
3. Perilaku, mengevaluasi pelatihan dalam tingkatan perilaku melibatkan.
Mengukur dari efek pelatihan kepada kinerja akerja melalui wawancara para
peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, Mengobservasi kinerja mereka.
4. Hasil, pengusaha mengevaluasi hasil-hasil dengan mengukur efek
pelatihan pada pencapain tujuan-tujuan organisasi. Oleh karena hasil seperti
produktivitas, tingkat keluar masuk karyawan, kualitas waktu, jumlah penjualan
dan biaya-biaya adalah relatif kongkret,jenis evaluasi ini dapat dilakukan
dengan membandingkan catatan-catatan sebelum dan setelah pelatihan.
TUJUAN
PELATIHAN.
Tujuan kegiatan
pelatihan ini adalah sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan tenaga perawat yang professional
dan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan serta
meningkatkan keahlian, kecakapan memimpin dan kemampuan pengambilan keputusan.
Tujuan Umum
1.
Peserta termotivasi untuk belajar mereka
harus sadar bahwa tingkat keterampilan atau pengetahuan atau perilaku mereka
perlu ditingkatkan jika mereka akan melaksanakan pekerjaan mereka dan kepuasan
lain.
2.
Peserta diberi bimbingan tentang yang harus mereka pelajari dan umpan balik
atas apa yang sedang mereka lakukan.
3.
Pelajaran adalah suatu proses aktif
4.
Pelatih mendengarkan karyawan untuk memahami apa yang mereka inginkan dan
perlukan.
5.
Pelatih mengadopsi sutau pendekatan bersifat membangun, berdasarkan kekuatan
dan pengalaman.
Tujuan Khusus
1.
Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi, yang sering disebut need analysis
atau need assesment.
2.
Menentukan sasaran dan materi program pelatihan
3.
Menentukan metode pelatihan dan prinsip-prinsip belajar yang digunakan.
4.
Mengevaluasi program pelatihan.
JADWAL TRAINING
Pelatihan dan Pendampingan Penelitian Tindakan Pelatihan dilaksanakan
secara berkala dan berkelanjutan setiap 2 (dua) bulan sekali.
Kegiatan di lakukan di Gedung Stikes Keperawatan Bekasi, Jawa
Barat.
Gelombang
|
Waktu Pelaksanaan
|
Jumlah Peserta
|
I
|
Minggu
ke-2 November 2015 s/d Minggu ke-2 Januari 2016 (2Bln)
|
20
|
II
|
Minggu
ke-2 Januari s/d Minggu ke-2 April
2012 (2Bln)
|
20
|
III
|
Minggu
ke-2 April s/d Minggu ke-2 Juni 2013 (2Bln)
|
20
|
METODE TRAINING
Pelaksanaan kegiatan
pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan di dalam
program pengembangan yang bersangkutan. Metode-metode pengembangan tersebut
disusun berdasarkan sasaran yang hendak dicapai, yaitu untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan serta meningkatkan
keahlian, kecakapan memimpin dan kemampuan pengambilan keputusan.
Metode-metode pelatihan menurut Andrew
F. Sikula dalam malayu S.P. Hasibuan (2000 : 77):
1. On the job (praktek Kerja). Pada metode ini peserta pelatihan
langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah
bimbingan seorang pengawas, metode ini mempunyai kelebihan karena memberi
motivasi besar kepada para peserta untuk belajar. Keberhasilan metode ini
sepenuhnya tergantung kepada para penatar. Metode pelatihan dibedakan dalam dua
cara yaitu : (1) cara informal, yaitu pelatih menyuruh peserta pelatihan untuk
memperhatikan orang lain yang sedang melakukan pekerjaan, kemudian ia
diperintah untuk mempraktekkannya.(2) cara formal, yaitu supervisor menunjuk
seseorang karyawan senior untuk melakukan pekerjaan tersebut, selanjutnya para
peserta pelatihan melakukan pekerjaan sesuai dengan cara-cara yang dilakukan
karyawan senior.
2. Vestibule (Ruang Depan). Yaitu metode pelatihan yang dilakukan
didalam kelas, yang biasanya diselenggarakan oleh perusahaan industri untuk
memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka memperkenalkan
pekerjaan tersebut.
3. Demonstration and example (Demontrasi dan contoh). Merupakan
metode pelatihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana
cara-cara melakukan suatu pekerjaan melalui contoh atau percobaan yang
didemontrasikan. Biasanya dilengkapi dengan kuliah, gambar-gambar, video dan
sebagainya.
4. Simulation (simulasi). Simulasi merupakan suatu teknik untuk
mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya, dari pekerjaan yang akan
dijumpai. Melalui simulasi dilakukan penampilan situasi atau kejadian semirip
mungkin dengan situasi yang sebenarnya, walaupun itu hanya merupakan tirun
saja.
5. Apprenticeship (Kewirausahaan). Apprenticeship atau
yang lebih dikenal dengan istilah magang adalah suatu cara untuk mengembangkan
keterampilan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek dari
pekerjaannya.
6. Classroom methods (metode kelas). Lecture (ceramah kuliah),
melalui metode ini diberikan ceramah atau kuliah kepada peserta yang banyak
didalam sebuah kelas. Pelatih memberikan teori-teori yang diperlukan, sementara
yang dilatih mencatat dan mengapreasikannya.
7. Confrence (rapat) dengan metode ini pelatih memberikan suatu
makalah tertentu dan peserta ikut berpartisipasi memecahkan masalah tersebut.
Peserta juga harus menggunakan gagasan-gagasan, saran-sarannya berdiskusi dan
memberikan kesimpulan.
8. Program instruksi, merupakan bentuk training dimana peserta
dapat belajar sendiri, karena langkah-langkah pengerjaannya sudah diprogram
melalui komputer, buku-buku petunjuk, pedoman-pedoman atau mesin pengajar.
Program instruksi meliputi pemecahan informasi kedalam beberapa bagian kecil
sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah diahami dan saling
berhubungan.
9. Studi kasus, melalui metode ini pelatih memberikan suatu kasus
kepada peserta. Kasus tidak disertai dengan data yang lengkap karena sengaja
disembunyikan. Tujuanny agar peserta terbiasa mencari data/informasi dari pihak
eksternal dalam memutuskan suatu kasus yang dihadapinya.
10. Role playing, metode ini dilakukan dengan menunjuk
beberapa orang untuk memainkan suatu peranan didalam sebuah organisasi tiruan.
Misalnya hubungan antara atasan dengan bawahan dalam situasi tertentu,
cara-cara memberikan hukuman dan sebagainya.
11. Diskusi, melaui metode ini pesert dilatih untuk berani
memberikan pendapat dan rumusannya, serta cara-cara meyakinkan orang lain agar
percaya terhadap pendapat itu. Disamping itu peserta juga dilatih untuk
menyadari bahwa tidak ada rumusan yang mutlak benar, sehinga demikian ada
kesediaan untuk menerima penyempurnaan dari orang lain, menerima informasi dan
memberikan informasi.
12. Seminar, Seminar bertujuan untuk mengembangkan kecakapan
dan keahlian peserta dalam menilai dan memberikan saran-saran yang konstruktif
mengenai pendapat orang lain. Peserta dilatih dalam mempersepsi dan
mengevaluasi memberikan saran-saran, menerima atau menolok pendapat orang lain.
INTI MATERI
No.
|
Materi
|
Nara Sumber
|
1
|
Pengembangan KemampuanMelakukan Tindakan
Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran tentang Keperawatan.
|
Kepala Pusat Pengembangan Profesi dokter
.
|
2
|
Hakikat, Karakteristik,
Tujuan, dan Manfaat dari Keperawatan.
|
Kepala Dinas Pendidikan Kota
Bekasi
|
3
|
Prosedur
Keperawatan dan Penyusunan Laporan Keperawatan
|
Dra. Rio Jaka Agustina, M.Pd
|
4
|
Membuat Proposal Keperawatan
|
DR.Supori, M.Pd.
|
5
|
Penulisan Karya Tulis Ilmiah Keperawatan.
|
Dr. Dwi Shintya, S.kep.
|
Pelaksanaan pelatihan
seperti dikemukakan di atas sangat tergantung atau berkaitan erat dengan dua
kegiatan Manajemen SDM lainnya. Kedua kegiatan itu adalah analisis pekerjaan (
yang menghasilkan deskrifsi dan atau spesifikasi pekerjaan) Kegiatan penilaian
pekerjaan. Dari analis pekerjaan telah dimiliki gambaran tentang tugas-tugas
yang harus dilaksanakan oleh para pekerja dalam bidang kerja atau jabatannya,
yang harus dilaksanakan secara efektif, efisien dan bertanggung jawab. Apabila
perawat tersebut belum mempunyai kemampuan ( pengetahuan, keterampilan) untuk
melaksanakan sesuai tolok ukur didalam hasil analisis pekerjaan, maka sangat
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan. Demikian pula apabila telah
dilakukan kegiatan penilaian karya, sangat ternyata ditemukan terdapat berbagai
kelemahan dalam melaksanakan pekerjaan, maka diperlukan usaha melaksanakan
kegiatan pelatihan.
Dari uraian-uraian
diatas berarti program pelatihan dapat didesain untuk meningkatkan kemampuan
kerja para perawat di luar negeri, baik secara individual, kelompok, maupun
sebagai kegiatan organisasi/rumah sakit dan klinik. Secara keseluruhan. Khusus
untuk pelatihan Individual beberapa cara yang dapat ditempuh adalah dalam
bentuk magang, baik didalam maupun diluar negeri, mengikuti tugas belajar
dengan biaya perusahaan/organisasi lainnya.
Sumber
: Oemar
Hamalik (2007) Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu
Pengembangan sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Malthis, Robert L. dan Jacson,
John H (2002) ., Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba empat. Jakarta.